Kisah kakek nenek ku

Bismillahirrahmanirrahim

Masih inget kan aku ini keturunan ke-46? Karena itulah kedua orang tua ku harus merantau demi ekonomi. Karena itu pula aku dititip ke kakek nenek. Ortu dari mama. Asal kalian tau aja ya... Ga selamanya ngerantau itu berhasil. Punya banyak uang terus bisa ngirim tiap bulan. Ga. Jadilah kakek nenek yang menanggung semua biaya hidupku. Yah ortu cuma bantu alakadarnya.
Dulu kakek punya bengkel sendiri. Tiap pulang kerumah selalu aku yang pertama dapet jatah uang receh nya. Setelah beberapa tahun kemudian biaya sewa tanah nya jadi meningkatkan berkali lipat. Uang pemasukan bersih ga cukup buat nutupin uang sewa. Akhirnya semua peralatan bengkel dibawa kerumah. Buka bengkel dirumah rupanya ga selaris di tempat lama. Karena rumah kita bukan di jalan raya. Sepi. Akhirnya peralatan itu dijual. Makin lama kesehatan kakek semakin menurun. Tapi, walaupun begitu kakek masih bertanggung jawab menafkahi kami semua. Semua pekerjaan yang bisa dikerjain pasti dilakuin. semakin lama lagi kesehatan kakek semakin turun. Jadilah nenek sebagai tulang punggung keluarga. Kadang dikirim dari anak-anak yang merantau juga. Biar gitu, nenek ga pernah ngeluh ataupun ngungkit-ngungkit ketidakmampuan kakek menafkahi.
Tahun lalu, Tepatnya 3 hari sebelum ultah ku ke-25, nenek kami tercinta wafat. Semua keluarga shock. Karena nenek ga menunjukkan gejala-gejaga penyakit parah. Paling cuma darah tinggi dan tulang. Penyakit tua. Yang merasa sangat kehilangan pastinya kakek. Sewaktu nenek koma, kakek tarus minta untuk diajak ke rumah sakit. Tapi karena takut drop kakek ga pernah diajak. Terus dokter bilang "sepertinya tidak ada harapan lagi". Barulah kakek diajak. Waktu kakek masuk ke UGD, ngomong-ngomong dikit, nenek ngebuka mata bentar, senyum, terus pergi. Rupanya nenek cuma mau pamit sama kekasih sejatinya. Satu-satunya selama hidupnya. Dan sehidup semati nya. Karena 6 bulan setelah nenek pergi, tepatnya hari ini, kakek pergi menyusul.
Kisah kakek nenek, ortu mama, didahului oleh kisah kakek nenek ortu papa. Kakek yang keadaannya sudah lemah, ditinggal pergi nenek yang ga pernah ketahuan punya penyakit berat. Waktu itu aku baru lulus SMA. Dalam keadaan sadar aku denger kakek ngomong "kamu kok jahat banget ninggalin aku sendirian. Kenapa ga ngajak sekalian". Lalu beberapa bulan setelahnya kakek pun ikut pergi.

Melihat kisah kedua kakek nenekku ini. Aku ingin kamu. Ya, kamu. Aku ingin kisah kita seperti kakek nenekku. Ga romantis tapi sehidup semati. Satu seumur hidup.

Nb: alfatihah untuk kakek Rusli Bin Idris dan istri Idah binti Jahri. Serta kakek Syabur dan istri Marina

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tante A.R.M.Y bercerita

My foreigner friends

Saranghae il woo oppa